SENSOR-SENSOR TEMPERATUR
Macam-macam Sensor Temperatur sesuai
dengan fungsinya digambarkan dalam Fig. 2-14
1. Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor
Fungsi:
Mengukur
temperature coolant mesin agar ECM mengetahui nilai rata-rata dari
temperature mesin secara keseluruhan.
Penempatan:
ECT biasanya
dipasang pada saluran coolant sebelum dan/atau berdekatan dengan thermostat.
Koneksi ke ECM:
ECT dihubungkan
dengan terminal THW (khusus ECM Toyota dan sejenisnya) pada ECM.
Perhatian:
ECT
merupakan sensor yang sangat penting guna mengaktifkan banyak fungsi dari ECM,
seperti fugsi fuel injection, ignition timing, variable valve timing,
transmission shifting, dsb. Lakukanlah pengecekan guna melihat apakah mesin
berada pada temperatur operasi dan apakah ECT secara aktual melakukan report
temperatur ke ECM? Rangkaian diperlihatkan pada Fig.2-15.
2. Intake Air Temperature (IAT) Sensor
Fungsi:
Mendeteksi perubahan temperature udara masuk.
Penempatan:
1.
Pada kendaraan
yang dilengkapi dengan sebuah MAP Sensor, IAT ditempatkan pada saringan udara.
2.
Pada kendaraan
yang dilengkapi dengan Mass Air Flow sensor, IAT merupakan bagian satu kesatuan
dari MAF sensor.
Koneksi ke
ECM:
IAT sensor
dihubungkan dengan terminal THA pada ECM.
Perhatian:
IAT sensor dipakai untuk mendeteksi ambient temperature
pada kondisi cold start dan udara masuk akibat kenaikan temperature mesin.
Catatan:
Satu
strategi pada pemakaian ECM dalam menentukan kondisi cold engine start adalah
dengan membandingkan sinyal ECT dan sinyal IAT. Jika kedua sinyal berada pada
8'C (15'F) dari masing-masing sinyal, maka ECM mengasumsikan kondisi ini cold
start. Strategi ini jadi sangat penting karena diperlukan dalam keperluan
beberapa monitoring dalam proses diagnosis, misalnya EVAP monitor yang
didasarkan pada kondisi cold start.
Gambar 2-16 menunjukkan Bentuk IAT sensor dan rangkaian koneksinya
3. Exhaust Gas Recirculation (EGR) Temperature
Sensor
Fungsi:
Mengukur temperature EGR
Penempatan:
EGR temperatur sensor dipasangkan pada saluran EGR
Koneksi ke ECM:
Dihubungkan ke ECM dengan terminal THG
Catatan:
Ketika katup EGR membuka, temperature akan meningkat. Sebagai akibat
peningkatan dalam temperature ini maka ECM mengetahui bahwa katup EGR sedang
dalam kondisi membuka dan ini berarti gas hasil pembakaran sedang mengalir.
Gambar penempatan dan grafik keluarannya diperlihatkan dalam Fig. 2-17. dan
Fig. 2-18.
Prinsip
Kerja Sensor-sensor ECT, IAT, dan EGR Temperatur.
Guna mengukur temperatur yang berbeda-beda, tetapi
mereka beroperasi dengan cara yang sama. Dari tegangan sinyal sensor-sensor
temperature inilah ECM mengetahui nilai-nilai temperature mesin. Jika sensor
mendeteksi adanya kenaikan temperature, maka sinyal tegangan keluarannya akan
menurun. Penurunan dalam sinyal tegangan ini disebabkan oleh menurunnya nilai
resistansi. Perubahan nilai resistansi inilah yang menyebabkan sinyal tegangan
menurun.
Sensor temperature dihubungkan secara serial dengan sebuah fixed
resistor tetap di dalam ECM. ECM memberikan tegangan 5 volts pada rangkaian dan
mengukur perubahan tegangan diantara fixed resistor dan sensor temperature.
Ketika sensor dalam kondisi dingin, nilai resistansi dari sensor tinggi,
dan sinyal tegangan juga tinggi. Sebagai adanya proses penghangatan (warms up),
nilai resistansi menurun dan sinyal tegangan juga menurun. Dari sinyal tegangan
inilah ECM dapat menentukan nilai temperature dari coolat, intake air, atau
temperature exhaust gas.
Kabel
masa dari sensor-sensor temperature tersebut selalu dihubungkan dengan terminal
bumi, E2 pada ECM. Semua jenis sensor di atas diklasifikasikan sebagai
Thermistor.
Diagnosa Sensor Temperatur
Rangkaian-rangkaian sensor temperature ditest guna menentukan
parameter-parameter:
• rangkaian terbuka (opens circuit);
• rangkaian-rangkaian terhubung singkat (shorts);
• tegangan yang diperkenankan.
• nilai resistansi sensor.
• nilai resistansi sensor.
Daftar uji dari alat uji diagnosa dapat dijadikan patokan untuk
jenis-jenis masalahnya. Sebuah rangkaian terbuka (resistansi tinggi) akan
diartikan dan/atau dibaca sebagai kemungkinan temperature yang sangat dingin.
Sebuah rangkaian terhubung singkat (resistansi rendah) akan diartikan dan/atau
dibaca sebagai kemungkinan temperature yang sangat tinggi. Prosedur diagnosa
diterapkan guna mengisolasi dan mengidentifikasi sensor temperatur dari
rangkaianya dan ECM.
Nilai resistansi tinggi dalam rangkaian temperature akan menyebabkan ECM
mengartikan bahwa kondisi temperature dingin, dan memang sejatinya begitu.
Nilai resistansi yang ekstra tinggi akan menyebabkan ECM mengartikan bahwa
mesin memiliki kedinginan senilai 20’F = 30’F lebih dingin dari temperature
yang sebenarnya. Hal ini akan menyebabkan pada kinerja mesin yang jelek, dan
konsumsi bahan bakar yang boros, dan mungkin juga mesin menjadi overheating.
Pemecahan masalah rangkaian terbuka
Seutas kabel jumper dan alat uji diagnosa biasanya dipakai untuk
menentukan lokasi masalah dalam rangkaian terbuka, seperti diperlihatkan dalam
Fig. 2-19 dan 2-20.
Pemecahan masalah rangkaian
terhubung singkat
Dengan
memutus di titik-titik sambungan tertentu dalam rangkaian temperature akan
mengisolasi hubungansingkat yang terjadi. Temperatur akan beranjak naik sangat
rendah ketika terjadi pemutusan, seperti yang diperlihatkan dalam Fig. 2-21 dan
2-22.
No comments:
Post a Comment
Terimah kasih sudah berkunjung, Silahkan tinggalkan komentar.